“Risiko Resesi AS di Paruh Kedua 2025: Proyeksi 40–50% dan Dampaknya terhadap Ekonomi Global”

Resesi Ancam Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia, Ada Solusi? - Bisnis  Liputan6.com

Pada paruh kedua tahun 2025, risiko resesi ekonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mencapai 40–50%, menurut beberapa lembaga keuangan terkemuka. Faktor utama yang mempengaruhi proyeksi ini adalah kebijakan tarif tinggi yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump, yang berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan inflasi.

📉 Proyeksi Risiko Resesi

  • J.P. Morgan: Memperkirakan kemungkinan resesi AS mencapai 40% pada paruh kedua 2025, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 1,3%. Reuters

  • Reuters Poll: Survei terhadap ekonom menunjukkan peningkatan risiko resesi menjadi 45% dalam 12 bulan ke depan, dipicu oleh kebijakan tarif dan penurunan kepercayaan konsumen.

  • Goldman Sachs: Menurunkan proyeksi resesi AS menjadi 35% setelah adanya gencatan senjata tarif antara AS dan China. The Economic Times

⚠️ Faktor Penyebab Perlambatan Ekonomi

Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap potensi resesi AS antara lain:

  • Kebijakan Tarif Tinggi: Penerapan tarif tinggi terhadap mitra dagang utama AS dapat meningkatkan biaya impor dan mempengaruhi daya saing ekspor.

  • Penurunan Kepercayaan Konsumen: Ketidakpastian ekonomi dan kebijakan dapat mengurangi kepercayaan konsumen, yang berdampak pada penurunan belanja.

  • Kenaikan Suku Bunga: Federal Reserve mempertahankan suku bunga tinggi untuk mengendalikan inflasi, namun hal ini dapat menekan investasi dan konsumsi domestik.

🌐 Dampak terhadap Ekonomi Global

Resesi di AS dapat memiliki dampak signifikan terhadap ekonomi global, termasuk:

  • Perdagangan Internasional: Penurunan permintaan dari AS dapat mempengaruhi ekspor negara mitra dagang.

  • Arus Modal: Ketidakpastian ekonomi dapat menyebabkan arus modal keluar dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

  • Harga Komoditas: Penurunan permintaan global dapat menekan harga komoditas yang diekspor oleh negara-negara berkembang.

🇮🇩 Implikasi bagi Indonesia

Indonesia, sebagai mitra dagang AS, perlu memitigasi dampak potensi resesi AS dengan:

  • Diversifikasi Pasar Ekspor: Mengurangi ketergantungan pada pasar AS dengan memperluas pasar ekspor ke negara-negara lain.

  • Penguatan Sektor Domestik: Meningkatkan konsumsi domestik dan investasi untuk menjaga pertumbuhan ekonomi.

  • Kebijakan Makroekonomi yang Responsif: Menyesuaikan kebijakan fiskal dan moneter untuk menghadapi dinamika ekonomi global.

Dengan langkah-langkah strategis, Indonesia dapat mengurangi dampak negatif dari potensi resesi AS dan mempertahankan stabilitas ekonomi domestik.

Related Posts

“IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global 2025 Jadi 2,8%: Dampak Ketegangan Perdagangan dan Ketidakpastian Kebijakan”

Pada 22 April 2025, Dana Moneter Internasional (IMF) merilis pembaruan proyeksi ekonomi global dalam World Economic Outlook (WEO) edisi April, yang menurunkan estimasi pertumbuhan global untuk tahun 2025 menjadi 2,8%,…

Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Rp16.300 per Dolar AS

Jakarta, 20 Juli 2025 – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali mengalami pelemahan signifikan, mencapai Rp16.300 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Pelemahan ini mencerminkan tekanan…

You Missed

Jodohku – Anang & Ashanty: Duet Romantis Pasangan Sejati

11 Januari – Gigi: Lagu Romantis tentang Kenangan

Satu Hati – Sheila On 7: Janji Setia pada Kekasih

Persebaya Surabaya Kalahkan Persipura Jayapura dalam Pertandingan Sengit

Persib Bandung Menampilkan Performa Dominan Saat Menghancurkan Bhayangkara FC dengan Skor Meyakinkan

Matahariku – Agnes Monica: Lagu Pop Enerjik tentang Semangat Hidup